Harapan
fans Liverpool untuk melihat pemain yang semakin mereka cintai akhirnya
terwujud. Pada beberapa minggu yang lalu Fernando Torres kembali ke pangkuan
club yang bermarkas di Anfield tersebut. Namun sayang kembali nya torres hanya
untuk memenuhi satu pertandingan amal saja yang di prakarsai oleh Steven
Gerrard dan Liverpool Fondation bukan untuk satu musim apalagi bermusim-musim.
Pemain
yang biasa di juluki el nino ini
menjadi pembelian besar Liverpool pada era Rafael Benitez di tahun 2007 dan
langsung menebar benih-benih ciinta nya ke seantero Anfield dan fans Liverpool
di seluruh dunia. Gelontoran gol yang ia cetak selama di Anfield sudah cukup
membuatnya mendapatkan cinta dan kasih sayang dari seluruh Kopites walaupun dia
tidak berhasil meraih satu pun trofi untuk tim kota pelabuhan tersebut.
Cinta,
kasih sayang, kehangatan yang di berikan fans kepada nya tetap tidak membuat
dia mendapatkan kepuasan batin dalam dirinya, kebutuhan setiap pemain akan
trofi juara membuat torres mengkhianati Liverpool yang telah memberi nya cinta
serta kehidupan dan menyeberang ke London bersama Chelsea yang tentu memberi
dia uang yang lebih banyak dan trofi juara yang selama ini ia butuhkan.
Menyeberangnya
Torres ke Chelsea tentu tidak bisa di terima fans Liverpool mengingat kedua
club merupakan rival di kancah Premiere League. Fans yang sudah merasa kecewa
tentu tidak bisa memendam kekecewaan terlalu lama, sehari setelah Torres
menandatangani kontrak bersama the blues fans
Liverpool langsung turun ke jalan, bukan untuk merayakan gelar juara tetapi
untuk membakar semua atribut bernama kan Torres dengan penuh amarah dan caci
maki, fans Liverpool di seantero alam mengamini dengan apa yang di lakukan
saudara se-merah di Liverpool.
Keadaan
pun di perburuk denngan fakta bahwa Torres menyelesaikan kepindahannya di saat
detik-detik terakhir di tutupnya jendela transfer dan komentar yang seakan
menyebut bahwa Chelsea lebih besar dari Liverpool (are you drunk, nando???)
Kegalauan fans
Liverpool agaknya sedikit terobati dengan performa Torres yang menurun dan tak
kunjung menanjak tiap tahunnya. Fans Liverpool mungkin merasa kalau dia sudah
mendapatkan karma nya karena telah mengkhianati cinta “segerombolan” manusia
padanya. Walaupun dia sempat mengangkat trofi Champions League dan Europa
League tapi dia tidak benar-benar merasakan gelar nya karena dia jarang
mendapatkan waktu bermain dan minimnya peran Torres di dalam tim, bahkan ada
yang beranggapan bahwa Torres tidak benar-benar di cintai fans Chelsea.
Kisah
romansa Liverpool-Torres seolah tidak bisa di lupakan mengingat dia selalu
terbayang akan “rumahnya”. Menurut keterangan sang istri Olala Dominguez,
Torres sering murung bahkan cenderung menangis ketika melihat Liverpool
bertanding dari televisi dan dia pun sering curhat
kepada sang istri mengenai Liverpool, Olala sering mengungkapkan bahwa dia
dan sang suami sangat rindu dengan Liverpool, bukan hanya club tapi juga
suasana kota dan sahabat-sahabatnya di Liverpool. London dan Liverpool adalah
kota yang sangat berbeda dalam berbagai hal dan itu membuat kami sangat
merindukan Liverpool. “cetus wanita yang sudah dari kecil menjadi kekasih
Torres tersebut. Kecintaan Torres pada Liverpool bukan hanya sekedar mengenai
sepak bola saja, tapi sudah memasuki seluruh sendi kehidupan pribadi nya.
Uang
50 juta pounds yang di habiskan Chelsea untuk menebusnya jelas tak ber bekas, nihil gol dan di lepas ke AC Milan yang
kemudian berakhir di Atletico Madrid yang tidak mengeluarkan uang untuk
memulangkannya (koreksi jika saya salah). Tentu Chelsea merasakan apa yang di
rasakan fans Liverpool sebelumnya tapi tentu dalam konteks yang sangat amat
berbeda.
Awal
januari lalu El Nino kembali ke rumah
dalam arti yang sebenarnya, rumah dimana tempat dia mengenal sepak bola, rumah
yang mengajarkannya menjadi striker top dunia dan menjadikan nya kapten termuda
sepanjang sejarah club Atletico Madrid. Tersimpan fakta menarik bahwa pelatih
Atletico sekarang Diego Simeone adalah pelatih yang semasa masih bermain di
Atletico di kapteni oleh Fernando Torres yang ketika itu masih berusia 19
tahun.
Sehebat
apapun pesepakbola, sebesar apapun club-club eropa yang pernah di bela tentu
pada waktunya Atletico Madrid lah yang menjadi tujuan akhirnya. Mungkin itu
filosofi Torres yang ingin di bagi kepada kita semua bagaimana dia tidak
melupakan kampung halamannya dan kembali ke rumah besarnya di saat yang tepat.
Pulangnya
torres ke Atletico secara tidak langsung juga ikut mengantarnya kembali ke
Anfield dalam satu pertandingan amal, Torres seakan tidak puas jika hanya
pulang ke Madrid dan dia pun melengkapi nostalgia indah nya dengan menerima
tawaran Steven Gerrard untuk bermain di Anfield. Fans yang sudah sangat lama
menantikan duet nya bersama Suarez sontak memberi sambutan hangat yang di
iringi Chants untuk kembali mendukung “si bocah”. Tidak terlihat bekas
kekecewaan fans atas sikap Torres pada masa lalu bahkan banyak dari fans
Liverpool menginginkan dia kembali (termasuk saya).
Sambuatan
luar biasa itu membuat Torres sangat emosional. “ thank you Liverpool supporters for everything
you gave me in my career, you are just different class. It is a privilege to
play in front of you again. Today I feel in peace with myself, hearing you
singing my name is something I will never forget . from the bottom of my heart
thank you so much Liverpool!!! #YNWA”. Itulah cuitan torres di akun Instagram pribadinya.
Meskipun
dia telah lama meninggalkan Liverpool, walaupun dia pernah menyakiti hati fans
Liverpool tapi dia tidak pernah benar-benar di benci, begitupun dia.
Gracias El Nino !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar